Ayo Membangun Desa Bersama Masyarakat Dengan Semangat Kebersamaan - Desa Bergerak Membangun Indonesia - “Membangun negeri ini, harus dimulai dari desa!” (A.H. Nasution)


LAMONGAN BERDESA – Tahukah Anda, nafas negeri ini bisa dikatakan berhembus karena keberadaan Usaha Kecil Menengah (UKM). Bagaimana tidak, ada 52 juta UKM dari Sabang hingga Merauke dan menyerap lebih dari 90 persen tenaga kerja di seantero nusantara. Jangan salah pula, dari total 6jumlah itu 60 persen di antaranya di jalankan pelaku UKM: perempuan! Maka sebenarnya kaum perempuanlah yang menopang sebagian nyawa warga negara ini.

Para perempuan pejuang ini umumnya menekuni usahanya sembari menjalankan fungsinya sebagai ibu rumah tangga yang harus mengurus anak, suami dan rumahnya. Di sela-sela waktunya yang padar itulah mereka berusaha membantu suami mereka mendapatkan income untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Hebatnya, fakta yang dihimpun LAMONGAN BERDESA menyebutkan para perempuan pelaku UKM jauh lebih tertib dalam hal manajemen keuangan, utamanya mengembalikan pinjaman pada lembaga yang meminjami modal untuk usaha mereka.

Tak berlebihan kiranya, perempuan memang memiliki kemampuan khusus dibanding kaum pria yakni bisa menjalankan beberapa pekerjaan atau kegiatan yang berbeda satu sama lain dengan cara yang unik. Bayangkan, sejak pagi mereka harus menyiapkan makanan, memandikan anak, mengurus anaknya ke sekolah sekaligus menjemput, bertanggungjawab menyiapkan makanan lagi dan di sela semua itu masih pula menjalankan kegiatan menghasilkan uang. Apakah kaum laki-laki mampu melakukan semua daftar pekerjaan itu dalam 24 jam? Maka bangsa ini, terutama kaum pria, sudah jelas harus berterima kasih pada kaum perempuan atas peran multi fungsi yang mereka jalankan.

UKM perempuan umumnya bekerja pada beberapa bidang khas yakni makanan, fashion dan kerajinan. Di satu sisi tiga bidang ini memang sangat identik dengan keseharian mereka. Menjalankan industri di bidang kuliner membuat para ibu bukan hanya menghasilkan uang melainkan juga bisa mendapatkan ‘bonus’ makanan gratis dari apa yang diolahnya. Bagi perempuan, urusan seperti ini tidak bisa dianggap remeh.

Meski bergerak pada wilayah industri rumahan dengan pola yang sebagian besar masih konvensional tetapi para perempuan ini membuktikan pusaran uang dari jual beli makanan yang mereka ciptakan bukan main-main angkanya. Padahal sebagian besar masih bergerak pada sektor yang terbatas karena banyaknya kegiatan domestik yang musti mereka jalankan. Seperti yang dilakukan para ibu di didesa Sumberejo Kecamatan Lamongan, kabupaten Lamongan, siapa yang tidak kenal Nasi Boran, Desa yang berada di tengah Kota ini para ibu-lah yang menciptakan aneka rupa makanan nasi boran hingga turun temurun.

Kini, makanan olahan yang berbahan utama kelapa ini sudah menyebar ke kecamatan lain yang jauh lebih luas bahkan online. Tangan pada ibu-lah yang menciptakannya.

Industri fashion, jalan ditanya. Di sekujur wilayah negeri ini ribuan kelompok industri rumahan dijalankan para perempuan. Mereka ada yang bekerja di balik mesin jahit yang kemudian menjadi sentra bordir dan pakaian di Lamongan. Di Desa Tritunggal Kecamatan Babat Kabupaten Lamongan para perempuan aktif mengerjakan pekerjaan menjahit dan sablon yang membuat desa mereka kemudian dikenal sebagai sentra industri pakaian.

Potensi Industri Kecil dan Kerajinan RakyatSelain wisata dan kuliner lamongan juga mempunyai potensi di bidang industri dan kerajnan,bukan hanya di pasar dalam negri bahkan produk lamongan sudah sampai manca negara,Diantara usaha industri kecil dan kerajinan rakyat yang telah mempunyai pangsa pasar luas antara lain kerajinan kayu ukir Chin Craf dan tembikar semi Mahmud yang telah menembus pasaran ekspor Korea, Belgia, Australia dan Jerman, kerajinan bambu, sadel sepeda dan tas enceng gondok di kecamatan Lamongan dan Mantup, sentra industri kecil tenun ikat ATBM di Desa Parengan Kecamatan Maduran, pengrajin batik tulis, bordir dan emas di Desa Sendangagung dan sendang duwur Kecamatan Paciran.
Industri tikar karpet Elresas Lamongan menguasai pasar Jawa Timur, Solo, Jogja, Bali, Bandung , Karena kemasan yang praktis, awet dan harganya terjangkau untuk semua lapisan masyarakat. Data Sentra Industri Kerajinan di Kabupaten Lamongan
  1. Kec. Lamongan Gerabah seni, Tenun ikat, Tikar karpet, Kerajinan kayu,Kerajinan encenggondok, Anyaman pelepah pisang, Emas, Perak, Kulit imitasi dan kerajinan bambu
  2. Kec. Laren Gerabah mutu baik
  3. Kec. Maduran Tenun ikat
  4. Kec. Paciran Bordir, Batik tulis, Emas dan perak, Tenun
  5. Kec. Babat Emas dan Perak
  6. Kec. Mantup Kerajinan bambu, Anyaman pandan, Anyaman pelepah pisang
  7. kec. Kedungpring Kerajinan kulit/imitasi
  8. kec. Solokuro Emas dan perak, Batik, tenun dan bordir
  9. Kec. Deket Kerajinan Kulit, imitasi, anyaman pelepah pisang
  10. Kec. Modo Kerajinan Kulit dan imitasi
  11. Kec. Sugio Kerajinan Bambu
  12. Kec. Turi Bordir
  13. Kec. Glagah Bordir
  14. Kec. Karangbinangun Bordir
  15. Kec. Sambeng Anyaman pelepah pisang dan kerajinan Enceng gondok
  16. Kec. Tikung Anyaman pelepah pisang dan kerajinan enceng gondok
  17. Kec. Kalitengah Songkok

Begitulah peran para Srikandi Indonesia utamanya di daerah pedesaan. Mereka, terus berjuang melalui beragam keterbatasan dan membuktikan mereka bisa. (aryadji)

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Powered by Blogger.

Youtube

Recent Posts